Thursday, 19 April 2012

Govt Sets Up Strategy for LNG Renegotiation


Govt Sets Up Strategy for LNG Renegotiation
“We're still in serious talks about the future strategies.”

VIVAnews – The government is preparing a renegotiation strategy over the prices of liquid natural gas (LNG) in Tangguh set for Fujiyan, China, to get the best deal possible. The government is targeting that the renegotiation of overly low gas prices is to be completed in 2013.

Director General of Oil & Natural Gas of the Ministry of Energy & Mineral Resources, Evita Legowo, said the government’s renegotiation team chaired by the Coordinating Minister for the Economy, Hatta Rajasa, has been in talks about the issue with some parties.

“We're still in serious talks about the future strategies,” said Evita on Thursday.
According to Evita, the government will start discussing with China about the renegotiation between June and July 2012.

The Coordinating Minister for the Economy, Hatta Rajasa, said earlier that the Indonesian government wants Tangguh’s gas price which is to be offered to Fujiyan, China, adopts the international price.
He said the LNG gas selling price to Fujiyan, China, is too cheap.

Tangguh’s LNG contract to Fujiyan, China of 2.6 million ton per year was renegotiated in 2006 and was raised to US$3.35 per MMBTU, which was still far below the international LNG price.

Operational Control Deputy of Oil and Gas Regulator, Rudi Rubiandini, said if Indonesia’s crude oil price (Indonesia Crude Price/ICP) is within the range of US$100 per barrel, then the ideal selling price of Tangguh’s LNG should be around US$5-7 per MMBTU

Tuesday, 17 April 2012

Mantan Menteri Tenaga Kerja Sudomo tutup usia


Mantan Menteri Tenaga Kerja Sudomo tutup usia

Metrotvnews.com, Jakarta: Mantan Menteri Tenaga Kerja era Orde Baru, Sudomo, meninggal di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, Rabu (18/4). Sudomo diduga meninggal karena stroke yang mengakibatkan pendarahan pada bagian otak. Sudomo meninggal pada usia 86 tahun.

Sudomo masuk ke Rumah Sakit Pondok Indah Sabtu (14/4) malam. Sebelum dirawat, pada siang harinya ia menjadi saksi pernikahan seorang keluarga koleganya. Setelah acara itu ia muntah-muntah. Keluarga tidak menyangka Sudomo terkena stroke karena kondisi bersangkutan sehat.

Saat di rumah sakit, Sudomo sudah tidak ingat apa-apa. Di ruang ICU, dibantu oleh alat monitor jantung. Dokter juga melakukan pemeriksaan di bagian kepala Sudomo. Hasilnya, dokter menduga batang otak Sudomo telah mengalami pendarahan. Itu yang membuatnya tak sadarkan diri.

Sudomo pernah menjadi Menteri Tenaga Kerja, dan Menkopolkam era Orde Baru. Ia juga seorang petinggi militer yang terkenal di masanya karena jabatannya sebagai Pangkopkamtib. Sudomo juga pernah menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Agung. Ia lahir di Malang, 20 September 1926. (DOR)

Geng Motor Bisa Jadi Polisi Masyarakat


Geng Motor Bisa Jadi Polisi Masyarakat

Metrotvnews.com, Jakarta: Aksi geng motor di sejumlah tempat di Jakarta membuat gerah banyak orang, tak terkecuali calon gubernur DKI Jakarta dari Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid. Hidayat menuding Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo (Foke) tak bisa memberikan rasa aman bagi warga ibu kota.

"Sekali sangat disayangkan bila gubernur tidak bisa menghadirkan rasa aman di Jakarta. Mestinya itu sejak dari dulu sudah diantisipasi dan dicari solusi yang bisa menghadirkan rasa aman bagi warga Jakarta," kata HNW, panggilan Hidayat Nur Wahid, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (18/4).

HNW menyayangkan adanya aksi geng motor yang mengganggu warga Jakarta. Apalagi itu bukan kejadian pertama kali. Ia menanyakan keberadaan Badan Intelijen Nasional Daerah yang tak mampu mengendus kerusuhan tersebut.

Anggota Komisi I DPR meminta polisi segera membongkar kejadian tersebut. Polisi mesti segera melaksanakan perannya sebagai pihak pengayom keamanan masyarakat.

Apa yang akan dilakukan bila terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta? Hidayat mengatakan, komunikasi akan dilakukan dengan kalangan geng motor ataupun klub masa lainnya. Mereka pun akan diberikan kegiatan yang positif. Dengan begitu, tidak akan berkeliaran.

"Sebenarnya mereka pun bisa menjadi bagian yang bisa menimbulkan keamanan dari Jakarta. Mereka bisa keliling ke Jakarta dan menjadi bagian yang mencegah indikasi perampokan, pelecehan seksual, dan kejahatan apapun. Mereka bisa menjadi semacam polisi masyarakat," jelasnya. (Andhini)

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates